Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati ANTARA/Feru Lantara.
Makanan berasal dari dapur pondok pesantren yang memang sehari-hari masak untuk santrinya, jadi bukan dari Program MBG
Depok (ANTARA) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Jawa Barat, melakukan penyelidikan epidemiologi terkait kasus dugaan keracunan yang dialami santri dan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Quran, Kecamatan Cimanggis. Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati di Depok, Kamis, menyatakan timnya langsung bergerak cepat untuk menelusuri kemungkinan penyebab gejala yang dialami para santri dan pengurus Ponpes Baitul Quran.“Kami sudah melakukan penyelidikan epidemiologi bersama UPTD Puskesmas Tugu untuk menelusuri sumber penyebabnya,” ucap Mary.
Baca juga: 53 Santri Syeikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur keracunan massalKondisi santri dan pengurus pondok pesantren tersebut dimonitor langsung oleh pihak Ponpes Baitul Quran bersama Puskesmas Tugu.
Sampel muntahan dan air sudah diambil tim Dinkes Depok dan dikirim untuk diperiksa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.“Hasil pemeriksaan biasanya keluar paling lambat dalam 14 hari,” ujar Mary.
Baca juga: Puluhan santri Bekasi keracunan saat buka puasa bersamaIa mengatakan Dinkes Kota Depok belum dapat memastikan penyebab pasti santri dan pengurus Ponpes Baitul Quran mengalami keracunan massal, sampai hasil laboratorium keluar. Namun demikian, kata dia, Dinkes Kota Depok memastikan akan terus melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait.Mary Liziawati memastikan penyebab keracunan makanan yang dialami oleh ratusan santri bukan dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG)."Makanan berasal dari dapur pondok pesantren yang memang sehari-hari masak untuk santrinya, jadi bukan dari Program MBG," jelas Mary Liziawati.
Baca juga: Keracunan, 122 santri di Bengkulu dilarikan ke rumah sakit
Pewarta: Feru LantaraEditor: Risbiani Fardaniah Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.